Awas Penyakit Mematikan
Pada Burung Paruh
Bengkok
Psittacine Beak and Feather Disease (PBFD) atau penyakit bulu dan paruh pada burung paruh bengkok. PBFD sendiri adalah penyakit yang hanya khusus menjangkiti burung paruh bengkok yang disebabkan oleh virus.

“Burung seng mau
makan, mungkin dia sudah terlalu sakit itu,” ujar Tidores Sapulette keeper di PRS yang menemukan burung mati
sekitar pukul 07.05 WIT. Diduga burung ini mengidap penyakit Psittacine Beak and Feather Disease
(PBFD) atau penyakit bulu dan paruh pada burung paruh bengkok.
Penyakit ini akan merontokkan seluruh bulunya dan atau
paruhnya akan rusak, sehingga burung ini sulit untuk makan makan dan antibodinya terus melemah. Penyakit ini merupakan penyakit menular. Akan tetapi
diperlukan tes lebih lanjut untuk memastikan bahwa burung tersebut memang benar
terinfeksi PBFD.
PBFD sendiri adalah penyakit yang hanya khusus menjangkiti
burung paruh bengkok yang disebabkan oleh virus. Sampai hari ini, belum ada
obat untuk menyembuhkan penyakit PBFD. Melihat gejala
yang terjadi pada nuri bayan ini, pihak Perkumpulan Konservasi Kakatua
Indonesia (KKI) sebagai pengelola PRS Kembali Bebas Masihulan, segera
memutuskan untuk memindahkan burung tersebut dari kandang karantina ke kandang isolasi
sekitar 3 bulan yang lalu.
Setelah kejadian matinya burung tersebut, pihak KKI juga
melakukan tindakan untuk sterilisasi semua kandang. Dimulai dengan penyemprotan
cairan disinfektan, agar virus tidak menyebar ke burung lainnya.
Perlunya penanganan khusus untuk penyakit ini sangatlah
penting, mengingat penyakit ini hanya diderita oleh burung paruh bengkok.
Penelitian untuk mendapatkan obat yang mampu mengatasi atau melemahkan virus
tersebut sangatlah diperlukan. untuk itulah, kita hanya dapat menunggu adanya
penelitian yang dapat memberikan solusi untuk mengatasi penyakit tersebut.
Informasi lebih lanjut
dapat menghubungi: Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia
Email: kakatua.ina@gmail.com